Friday, March 10, 2017

Ecnahc Dnoces - Eternal Couple (Part 1)



 Siang itu di sebuah jalan pertokoan yang ramai di kota Tokyo...
"Are? Toko apa ini…” Seru Sachi ketika kami melewati toko. Kami lantas berhenti di depannya. Aku memandangi desain bangunan yang tampak mewah itu. Kita bisa melihat toko ini berisi barang-barang antik yang beraneka ragam, serta barang-barang aneh lainnya yang tampak asing. Namun aku tak melihat satupun pelanggan atau pegawai toko. Dan lagi sesuatu mulai menggangguku.
“Ehh, Nama yang aneh, Ecn-ahc Dnoc-es…” eja Sachi sambil sedikit memiringkan kepala.
Entah kenapa Aku merasa tak nyaman berada di dekat toko misterius ini. Tapi sepertinya Sachi terlihat penasaran. Aku perhatikan sikap pejalan kaki disekitar kami yang seolah menganggap toko ini tidak ada. Toko mewah seperti ini seharusnya menarik perhatian bukan?
Aneh! tiba-tiba muncul keinginan kuat untuk memasuki toko misterius itu. Ada apa ini?
“Loh, kamu kok diam?” Tanya Sachi sambil mencolek tanganku, Aku menggelengkan kepala.
Entah hanya perasaanku saja atau aku memang merasa kalau seseorang sedang memperhatikan kami dari dalam sana. Namun sejeli apapun aku melihat setiap sudutnya, aku tidak bisa mendapati siapapun disana.
“Machi!” Sachi bersuara keras. Tentu saja itu membuatku tersentak.
“Kenapa sih? kasihan kan telingaku.” ucapku sambil menutupi kedua telinga.
"Salahmu sendiri, tadi kupanggil-panggil kamu tidak menyahut.” kata Sachi dengan muka cemberut.
"Hehehe, maaf barusan aku melamun."
Oh! Aku ingat sekarang. Baru-baru ini disekolahku tersebar rumor tentang toko ini, 'Ecnahc Dnoces' itulah yang aku baca di papan namanya. Memang tidak salah lagi.
Konon katanya, toko ini dikelola oleh 'Iblis'. Katanya 'Iblis' itu bisa mengabulkan apapun yang kau mau asalkan kau mau menukar sesuatu yang setara dengan keinginanmu. Hmmm... rumor mungkin hanya rumor, tapi aku masih merasakan sesuatu yang ganjil tentang toko ini.
“Wah, sudah jam segini, sebaiknya kita lekas pulang.” Ujarku kepada Sachi yang masih cemberut.
Ini bukan kali pertama adik kesayanganku menunjukan wajah itu, jadi aku cuek saja. Lagi pula instingku mengatakan bahwa aku harus cepat pergi dari sini. Sambil berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran itu, aku melangkahkan kaki dengan cepat.

____________________***_____________________


 Suatu hari di sebuah rumah sakit di Korea...
“Kami bisa memberikan apapun padamu, asalkan kau mau menukarkan sesuatu yang kurang lebih setara dengan apa yang kau minta. Sebut saja. Uang? Ketenaran? Kekuasaan? Bakat? Apapun itu kami bisa memberikannya.”

Shi Woon hanya bisa terbaring lemah sambil mendengar ucapan yang terdengar tidak masuk akal itu. Pemuda itu memandangi seorang gadis asing yang berdiri di sisi tempat tidurnya.

Gadis cantik dan seksi itu berdiri dengan tampang cuek. Dia sama sekali tidak merasa bersalah meski sudah seenaknya masuk ke dalam kamar orang tanpa permisi. Bukannya meminta maaf, gadis itu malah mengatakan hal yang tidak masuk akal.

“Apa?” tanya Shi Woon setelah terdiam cukup lama, asal tau saja dia sampai menganga.

“Aduuh! Masa kau tidak mengerti ucapanku tadi? Aku bilang kami bisa memberikan apapun yang kau minta, asal kau menukarkan sesuatu yang bernilai setara dengan permintaanmu itu.” protes si gadis seksi sambil menunjuk ke arah Shi Woon. “Apa terlalu lama di rumah sakit membuat otakmu jadi agak lemot?”

“Jangan sembarangan bicara! Tubuhku memang lemah, tapi otakku tidak!”

Shi Woon langsung tersinggung begitu si gadis berkata seperti itu. Dia sadar kalau dirinya menderita penyakit langka yang mengacaukan sistem kekebalan tubuhnya, sehingga Shi Woon harus dirawat beberapa bulan di rumah sakit, setiap kali penyakitnya kambuh. Meski demikian, Shi Woon memang memiliki otak yang cerdas dan bakat musik yang luar biasa.

“Siapa kau ini?! Seenaknya saja masuk ke kamar orang!” seru Shi Woon geram sambil meraih bel pemanggil perawat di samping bantalnya. “Akan kupanggilkan suster dan satpam biar kau diusir dari sini?!”

Ancaman Shi Woon sepertinya cukup ampuh.

“Oke. Maafkan aku kalau perkataanku tadi sudah menyinggung perasaanmu. Jadi jangan tekan tombol itu, oke? Aku tidak mau dapat masalah,” ujar si gadis sambil menunjuk ke arah tombol bel di tangan Shi Woon. “Mungkin penawaranku tadi terlalu tiba-tiba, jadi kau bingung. Namaku Visha dari  'Ecnahc Dnoces". Salam kenal, Shi Woon Min.”

Shi Woon terkejut ketika gadis itu menyebut nama lengkapnya, padahal dia sangat yakin belum sempat menyebutkan namanya.

“Darimana kau tahu namaku?!” balas Shi Woon semakin curiga.

Visha langsung menunjuk ke arah papan nama yang terpasang di tempat tidur Shi Woon.

“Dari papan nama itu,” sahut Visha. “Oke. Sebelum kau semakin bingung, aku datang karena diutus Bos-ku untuk menemuimu. Katanya kau ingin menukarkan sesuatu di tempat kami ya?”

Shi Woon semakin terkejut ketika mendengar nama Ecnahc Dnoces disebut dua kali oleh gadis misterius itu.

Ecnahc Dnoces? Tidak mungkin....gumam Shi Woon dalam hati.

Dia memang pernah mendengar cerita dan rumor mengenai Ecnahc Dnoces, tempat untuk menukarkan apapun untuk mendapatkan apapun yang diinginkan seseorang. Tapi selama ini Shi Woon yakin kalau hal seperti itu hanya sekedar urban legend di kotanya. Dia tidak pernah menyangka kalau tempat itu sepertinya benar-benar ada.

“Ah! Kau tidak percaya dengan ucapanku ya?” ujar Visha sambil berjalan mendekati tempat tidur Shi Woon. “Kalau begitu ayo ikut aku ke Ecnahc Dnoces. Nanti kau akan paham kalau sudah bertemu Bos-ku.”

Sebelum Shi Woon sempat mengatakan atau berbuat apapun, Visha tahu-tahu meraih tangan Shi Woon. Genggaman tangan Visha yang hangat dan lembut membuat jantung Shi Woon berdebar kencang.

Sedetik kemudian seluruh dunia seakan-akan berputar dan melebur. Pemandangan kamar rumah sakit di sekitar Shi Woon, tiba-tiba akan lenyap begitu saja dan digantikan dengan sebuah ruangan luas. Ruangan itu dipenuhi bangku-bangku kayu dan sebuah meja resepsionis besar di ujung ruangan. Tempat itu mengingatkan Shi Woon dengan sebuah bank dengan yang berisi barang-barang aneh.

“Whoaaa!! Apa-apaan ini?” seru Shi Woon kaget setengah mati, apalagi setelah menyadari kalau dirinya sudah berdiri tegak dengan kedua kakinya. Padahal selama sebulan ini dia bahkan tidak sanggup berdiri tanpa bantuan orang lain.

“Selamat datang di Ecnahc Dnoces!”

Visha langsung berseru sambil membungkuk memberi hormat. Gadis itu lalu menunjuk ke arah meja resepsionis.

“Pergilah kesana dan temui Bos-ku,” desak Visha.

Karena shock dan bingung setengah mati, Shi Woon menurut saja dan berjalan ke depan meja resepsionis. Di balik meja itu sudah berdiri seorang pria tinggi dan tegap, memakai jas hitam, dengan rambut hitam yang disisir rapi. Ekspresi wajah pria itu terlalu datar hingga Shi Woon  nyaris mengira kalau pria itu adalah sebuah manekin. Mengingatkannya pada sosok Neo Anderson dalam film The Matrix.

“Selamat datang di Ecnahc Dnoces, Shi Woon Min. Aku sudah tahu apa yang kau inginkan.”

Shi Woon terkejut bukan main. Dia belum memperkenalkan diri, tapi pria misterius di hadapannya ini sudah menyebutkan nama lengkapnya.

“Perkenalkan, ini Xeon. Dia pemilik tempat ini. Silahkan katakan apapun keinginanmu, nanti dia yang akan menjelaskan semuanya,” ujar Visha dengan riang.

Shii Woon menelan ludahnya. Semua ini terasa tidak nyata. Tapi kalau ini mimpi, semua ini terasa terlalu nyata. Shii Woon sudah mencoba mencubit tangannya sendiri dan cubitannya memang terasa sakit.

“Ehm....kenapa aku bisa ada disini?” tanya Shi Woon.

“Karena kau memohon dalam hati agar bisa datang ke tempat ini,” sahut Xeon lagi. “Apa aku salah?”

Shi Woon terkejut mendengar ucapan Xeon, karena dirinya memang pernah berharap kalau ecnahc Dnoces itu benar-benar nyata, sehingga dia bisa mewujudkan keinginannya.

Sambil menelan ludahnya lagi, Shi Woon bertanya pada Xeon.

“Apa benar di tempat ini aku bisa menukarkan apapun yang kumiliki....walaupun itu bukan dalam bentuk fisik....seperti bakat atau kecerdasan misalnya?”

“Benar. Kau bisa menukarkan apapun disini. Barang-barang berharga, organ tubuh, bakat, jiwa. Apapun yang kau miliki bisa kau tukarkan untuk ditukarkan dengan sesuatu yang kau inginkan,” jawab Xeon. “Jadi...Shi Woon Min, apa kau bersedia menukarkan sesuatu yang kau miliki, untuk mendapatkan tubuh sehat yang tidak pernah kau miliki? Supaya kau bisa bersama dengan Jin Hye, gadis yang kau cintai?”

Kali ini Shi Woon terkejut bukan main, hingga dia tersentak mundur ke belakang. Bukan hanya Xeon bisa menebak apa yang dia inginkan, tapi dia bahkan bisa menebak siapa orang yang paling Shi Woon cintai.

“Ba...bagaimana kau tahu soal itu??!!” seru Shi Woon kaget. Wajahnya langsung pucat seketika.

Jin Hye adalah teman sejak kecil dan merupakan gadis yang dicintai Shi Woon. Sudah lama Shi Woon menyukai gadis itu, tapi dia tidak berani mengungkapkan perasaannya karena terganjal kondisi tubuhnya yang sakit-sakitan. Karena itulah Shi Woon menginginkan tubuh yang sehat dan normal, sehingga dia bisa mengungkapkan perasaannya pada Jin Hye.

“Jangan pikirkan darimana aku tahu soal itu. Jadi....bagaimana?” balas Xeon dengan wajah yang masih saja tak berekspresi. “Memberikanmu tubuh yang tidak bisa sakit adalah sesuatu yang mudah bagiku. Asalkan kau menukarkan sesuatu yang setara dengan itu.”

Shi Woon terdiam begitu mendengar ucapan Xeon. Meski dia masih tidak percaya dengan ucapan pria itu, tapi dia benar-benar menginginkan tubuh yang sehat. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Xeon mengambil keputusan.

“Baiklah. Aku menginginkan tubuh sehat yang tidak bisa sakit seperti ucapanmu tadi,” ujar Shi Woon. Kemudian dia buru-buru bertanya pada Xeon. “Apa yang harus kutukarkan untuk mendapatkan permintaanku itu?”

Sebelum Xeon sempat bicara, Visha sudah menepuk pundak Shi Woon.

“Berhubung tubuh sehat yang tidak bisa sakit itu harganya cukup mahal, kurasa kau bisa menukarkan bakat atau kecerdasanmu. Sebenarnya sih kau bisa juga menukarkan jiwa atau masa depanmu. Tapi itu tidak kami rekomendasikan,” ujar Visha sambil mengacungkan telunjuknya. “Kalau aku sih, aku akan menukarkan bakatku. Kau kan punya bakat musik yang luar biasa. Kenapa tidak menukarkan itu saja?”

Shi Woon terdiam cukup lama ketika mendengar ucapan Visha. Dia memang memiliki bakat alami untuk memainkan hampir semua jenis alat musik. Tapi dia jarang sekali bermain musik karena kondisi tubuhnya yang lemah. Shi Woon berpikir kalau bakatnya itu cukup pantas ditukarkan untuk membayar kesehatannya.

Sambil menarik nafas panjang, Shi Woon akhirnya memutuskan pilihannya.

“Aku akan menukarkan bakatku untuk mendapatkan tubuh yang sehat!”

Tanpa mengubah ekspresinya sama sekali, Xeon mengangkat sebelah tangannya dan menjentikkan jarinya. Suara jentikan jarinya bagaikan suara letusan senapan, hingga Shi Woon menutup kedua telinga dan memejamkan matanya karena kaget.

“Pertukaran sudah terlaksana. Nikmatilah tubuh sehat yang tidak bisa sakit itu.”

Suara Xeon terdengar bergema di dalam benak Shi Woon. Saat itu juga dia kehilangan kesadarannya.

*****

Ketika Shi Woon membuka matanya lagi, tahu-tahu dia sudah kembali ke ruangan tempatnya dirawat. Pemuda itu memandang sekelilingnya dengan bingung, kemudian tatapannya terpaku ke sosok gadis yang duduk di pinggir jendela.

Gadis itu berambut coklat dengan panjang sebahu, serta memiliki mata hitam yang berkilat penuh semangat. Gadis itu tidak lain adalah Jin Hye, sosok gadis yang dicintai Shi Woon.

“Ah. Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu hari ini?” tanya Jin Hye sambil berbalik menatap Shi Woon.

“Buruk....rasanya aku baru saja bermimpi aneh....” gumam Shi Woon sambil mengusap wajahnya.

“Mimpi aneh? Seperti apa mimpinya?” tanya Jin Hye penasaran.

“Yah. Aku didatangi seorang gadis cantik dan seksi, lalu dibawa ke sebuah tempat yang entah ada dimana. Lalu aku ditawarkan untuk menukarkan bakatku dengan tubuh yang sehat,” jawab Shi Woon jujur. “Aneh sekali kan?”

Jin Hye tertawa kecil mendengar ucapan Shi Woon. Gadis itu lalu menarik kursinya dan duduk di samping tempat tidur Shi Woon.

“Memang aneh. Kurasa minum obat membuatmu berhalusinasi yang aneh-aneh,” balas Jin Hye sambil mengulurkan potongan apel yang tadi sedang dia kupas. “Nih, biar kondisimu cepat membaik.”

Shi Woon meraih potongan apel itu dan dengan cepat memakannya.

“Therimua ghasih, ini enyak....” ujar Shi Woon dengan mulut penuh.

“Hei! Makan dulu baru bicara!” celetuk Jin Hye.

Shi Woon buru-buru menelan apel yang dia makan dan mengulangi ucapannya. “Terima kasih”

“Sama-sama,” balas Jin Hye sambil tersenyum manis.

Untuk beberapa saat, keduanya tiba-tiba saja terdiam.

“Jin Hye. Bolehkah aku bertanya padamu...” ujar Shi Woon dengan nada ragu.

“Hah? Tentu saja boleh!” sahut Jin Hye spontan.

“Aku benar-benar berterima kasih sekali karena kau selalu menemaniku setiap kali aku dirawat seperti ini,” ujar Shi Woon sambil memandangi gadis itu. “Tapi apakah selama ini kau merasa....terpaksa....atau....kerepotan....setiap kali menjagaku? Maksudku....karena aku, kau jadi tidak punya banyak waktu untuk bergaul dengan teman-temanmu.”

Jin Hye langsung mencondongkan tubuhnya ke depan dan menyentil dahi Shi Woon cukup keras, hingga membuat pemuda itu mengaduh kesakitan.

“Jangan konyol! Aku sama sekali tidak merasa terpaksa atau kerepotan! Aku malah senang karena bisa selalu berada disamping orang yang kucintai seperti ini!”

“Hah?!” sahut Shi Woon spontan begitu mendengar ucapan Jin Hye. “Kau bilang apa tadi?!”

Jin Hye langsung menyadari kalau dia baru saja mengucapkan isi hatinya. Gadis itu langsung buru-buru berdiri dan membalikkan tubuhnya.

“Lu...lupakan saja ucapanku tadi! Ah! Coba lihat jam berapa sekarang! Waktu besuk sudah berakhir! Saatnya aku pulang!” seru Jin Hye sambil buru-buru menyambar tasnya yang diletakkan diatas meja. Gadis itu lalu berlari ke arah pintu kamar dan menoleh sekilas ke arah Shi Woon. “Sampai besok!”

Shi Woon melongo melihat sikap Jin Hye. Tapi setelah Jin Hye pergi, barulah pemuda itu menyadari kalau gadis itu tadi keceplosan mengatakan perasaannya. Begitu menyadari hal itu, Shi Woon langsung merasa melayang. Kali ini bukan karena pengaruh obat yang dia minum, tapi karena dia benar-benar merasa luar biasa senang.

Shi Woon lalu memandangi langit diluar jendela kamarnya.

“Ecnahc Dnoces.....seandainya saja mimpi tadi itu benar-benar nyata....aku pasti sudah bisa keluar dari rumah sakit sekarang...” gumam Shi Woon pada dirinya sendiri. “Apa boleh buat. Mana ada tempat yang menyediakan pelayanan semacam itu. Ada-ada saja!”

Pemuda itu lalu memejamkan matanya dan segera tertidur.

*****

“Ini sungguh sebuah keajaiban!” seru Jin Hye.

“Yah...begitulah,” sahut Shi Woon singkat. Baginya ini bukanlah sebuah keajaiban, tapi karena dia sudah menukarkan bakatnya.

Namun bagi Jin Hye, kesembuhan Shi Woon yang begitu tiba-tiba adalah sebuah keajaiban. Bagaimana tidak? Sehari sebelumnya Shi Woon masih terbaring lemah di rumah sakit, tapi hari ini dia sudah benar-benar sehat. Dokter yang menangani Shi Woon saja sampai heran dengan kesembuhannya yang terlalu tiba-tiba.

“Kenapa bisa begitu? Tadi saja dokter sampai memaksamu untuk melakukan pemeriksaan lengkap!” ujar Jin Hye sambil memandangi Shi Woon dengan seksama. “Mana ada orang yang tiba-tiba sehat dalam waktu sehari!”

Shi Woon mengangkat bahunya. Dia sebenarnya ingin menceritakan tentang pertukaran yang dia lakukan di Ecnahc Dnoces. Tapi pada akhirnya dia mengurungkan niatnya. Shi Woon sebenarnya tidak menyangka kalau transaksinya di tempat itu benar-benar terjadi. Tadinya dia pikir semua itu hanya mimpi belaka.

“Yah. Kurasa yang namanya keajaiban itu memang ada” balas Shi Woon. Dia benar-benar bahagia. Bukan hanya karena kondisi tubuhnya yang membaik secara tiba-tiba, tapi karena saat ini dia sedang berjalan bersama Jin Hye.

“Ah! Jangan konyol!” balas Jin Hye sambil menepuk pundak Shi Woon. “Tapi biar bagaimanapun, aku ikut gembira karena kau sudah sembuh sekarang. Nah, mulai saat ini kau harus menjaga kesehatanmu.”

“Iya. Iya. Aku tahu. Aku akan menjaga kesehatanku,” ujar Shi Woon dengan santai.

Sikap Shi Woon membuat Jin Hye menyikut pinggang pemuda itu.

“Jawabanmu terdengar sangat tidak serius,” gerutu Jin Hye. “Aku tidak mau kau sampai masuk rumah sakit lagi!”

Shi Woon langsung tersenyum mendengar ucapan Jin Hye. Shi Woon merasa gembira sekali karena Jin Hye benar-benar mengkhawatirkan dirinya.

“Oke! Oke!” ujar Shi Woon sambil nyengir dan menutup sebelah matanya lalu mengangkat sebelah tangannya. “Mulai sekarang aku berjanji untuk selalu menjaga kesehatanku dan berusaha agar tidak membuatmu repot lagi! Bagaimana?”

Jin Hye langsung mendengus dan memalingkan wajahnya. Shi Woon berani sumpah kalau dia sekilas melihat rona merah di wajah Jin Hye.

“I...itu lebih baik!” seru Jin Hye singkat. Gadis itu lalu menarik lengan Shi Woon, hingga membuat jantung pemuda itu berdetak 3 kali lebih kencang. “Ayo! Karena kau sudah sehat sekarang, kenapa kita tidak jalan-jalan dan mampir ke beberapa tempat sebelum pulang?”

Tanpa berpikir sama sekali, Shi Woon langsung menyahut “Tentu saja! Kenapa tidak?”

Ucapan Shi Woon membuat Jin Hye langsung berseri-seri. Gadis itu lalu berjalan cepat sambil menarik Shi Woon menyebrangi sebuah persimpangan jalan di depannya. Shi Woon dengan segera menyamakan langkahnya agar bisa mengimbangi kecepatan Jin Hye.

Sekilas ketika dia tengah melewati rambu lalu lintas yang ada di pinggir jalan, Shin Hye menangkap ada sesuatu yang salah pada lampu yang menyala di rambu lalu lintas itu.

Hijau? gumam Shi Woon dalam hati.

Butuh waktu beberapa detik sampai Shi Woon menyadari apa artinya itu. Sayangnya ketika dia menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Sebuah bayangan hitam-besar, tampak melesat cepat ke arah dirinya dan Jin Hye.

“Hah?”

Shi Woon hanya sempat mengucapkan sepatah kata sebelum seluruh dunia terasa runtuh dan kemudian kehilangan kesadarannya.


Bersambung...

2 comments:

  1. Bayangan hitam besar, apakah itu sebuah mobil yang menabrak mereka?

    Ah jadi penasaran saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Entahlah, saya sendiri tidak tahu. Hehehe...

      Delete

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html