Monday, March 6, 2017

Kapan April Akan Tiba?

Onii-chan, Kapan April Akan Tiba?

Petang ini kumenemukan bayanganku puluhan tahun silam. Di antara senja yang mulai temaram, sosok itu memandang kaki langit yang hampir tenggelam. Gadis kecil dengan rok bermotif bunga dan kotak tengah asyik bercengkerama dengan desau angin yang memainkan anak-anak rambutnya.
Getir kumelihat ia termenung, menunggu sesuatu yang amat ia rindukan. Sementara itu, sosok jangkung menghampirinya. Menawarkan sebuah jaket dengan gula-gula di tangan.

"Ayo masuk, sudah mulai malam" Ajak Yuu, kakak gadis kecil itu
"Aku masih menunggu matahari berpelukan dengan malam"
"Masuklah, sebentar lagi hari berganti bukankah itu yang kau nantikan?" bujuk Yuu
Tapi Ai kecil tak juga beranjak, mata bulatnya tetap menatap kaki langit. Menunggu sosok yang ia rindukan hadir dari balik perbatasan senja dan malam. Seperti yang Yuu janjikan.
"Onii-chan, Kapan April akan tiba?" tanya gadis itu lagi dengan mata penuh binar harapan
"Tunggulah dua puluh lima malam, dan dua puluh empat siang, maka kau akan menjumpainya bersama dengan gugurnya sakura." jawab Yuu seraya mengelus rambutnya
"Ai akan terus menunggu, bukankah bulan April ini Ayah akan pulang?"
"Iya, pasti"
"Ayah pasti tampan sekali kan?" tanyanya lagi
"Wajah Ayah sama sepertimu Ai, persis sekali"
"Kalo Mama mirip siapa?"
"Mama mirip Onii-chan, tapi hidung dan matanya mirip dengan mu"
"Pasti Mama cantik sekali ya?"
"Ya, Mama cantik sekali, cantik sepertimu...Sudahlah ayo masuk, lekas kerjakan PRmu, kemudian pergi tidur!"
"Baiklah" gadis kecil itu akhirnya mengikuti langkah kakaknya.

Sekali lagi kutemukan gadis kecil itu mencoret angka angka kalender yang terpaku di dinding kamar. Bibir mungilnya tak berhenti bersenandung ria, menantikan Ayahnya pulang di bulan April.

Hari berganti, petang datang dan menghilang. Menukar takaran hari menjadi minggu. Detik demi detik yang ia tunggu telah berlalu. Sebuah harapan yang ia tiupkan pada angin sore tampaknya akan segera terwujud. Ya akhirnya gadis kecil itu akan melihat wajah Ayah yang selama ini ia rindukan.
Sudah Empat tahun Ayah pergi ke Jakarta, sejak gadis kecil belum bisa berlari, hingga ia telah pandai menanyakan tentang orang yang dia sayangi. Sedangkan Mama, sosok yang hanya ia kenal lewat cerita Yuu telah lama pergi, jauh sebelum ia bisa membalikkan badan.

Angka-angka di kalender itu telah berubah, hari yang di nantikan pun sudah membayang. Esok Ayah yang ia rindukan akan pulang, betapa hati gadis kecil itu sangat girang. Tak sabar ia koyak jendela malam, mengintip pagi yang masih jauh berlari. Ingin cepat-cepat ia seret matahari agar rembulan lekas berganti. Hingga akhirnya kokok sang jantan mulai terdengar, sebuah kereta berwarna putih dengan musik menyeramkan terparkir di halaman depan.
Gadis kecil itu menganga, mematung dan mencoba menerka, apa yang terjadi?
Sebuah tandu di keluarkan, sosok beralis tebal dengan senyum menawan tengah tergolek dengan tenang. Sosok yang ia rindukan tengah tertidur dengan pulasnya, melupakan sebuah janji pada putri kecilnya di hari sebelum kemarin.

"Apa yang terjadi Onii-chan?"
"Yuu tak menjawab, hanya sebuah tetesan bening memberi jawaban, bahwa sesuatu yang menyakitkan telah terjadi.
"Ayah kenapa Onii-chan?" desaknya lagi
"Sepertinya Ayah pergi lagi"
"Bukankah Ayah berjanji akan pulang di bulan April?"
"Ya, Ayah telah berjanji"
"Bukankah ini sudah bulan April?"
"Belum, bulan April masih lama, jadi bersabarlah" jawabnya dengan senyum yang di paksakan. Saat itu juga ia mendadak berubah peran, menjadi seorang aktor handal yang tengah memerankan sebuah senyum berbalut luka.
Bagaimana ia menjelaskan bahwa Ayah telah meninggal karena Taksi yang ia tumpangi mengalami kecelakaan dini hari tadi? tepat dua puluh menit sejak ia keluar dari bandara. Dan rupanya Ai kecil mempercayai omongan Yuu, bahwa bulan April masih lama.




Kuremas kertas usang ini, coba usir sebuah bayang dari masa silam, bersama sekisah pilu yang amat menyakitkan. Ya, bayangan itu adalah aku. Aku yang selalu menanyakan kapan bulan April tiba? bertahun tahun mempercayai ucapan Onii-chan, bahwa Maret belum berakhir. Itulah sebabnya Ayah belum pulang hingga sekarang.
Kau pasti membayangkan betapa bodohnya aku percaya akan sebuah dongeng konyol yang di poles dengan sebuah senyum pilu yang tak pernah kutahu.
Berkali-kali kumencoba lupakan tentang penantian itu. Sebuah penantian gadis kecil yang setia menunggu hari berganti, memunggu bulir-bulir bulan berakhir, hingga April cepat sampai.
Bahkan sering kumengutuk sunyi, saat Onii-chan bilang ''Kau tak pandai matematika, itulah sebabnya kau tak pernah bisa menghitung hari, hingga kapan April datang pun kau tak tahu"
Onii-chan benar, aku tak pandai berhitung. Aku bodoh. Mempercayai hal konyol yang seharusnya kumengerti sejak dulu. Tak seharusnya kuterus percaya, bahwa Ayah akan pulang dengan sekeranjang manggis di tangan saat dahaga datang atau lapar mulai kurasakan.
Ternyata puluhan tahun hidup dalam khayalan itu menyenangkan. Saat kuletih, berharap bisa bermanja ria di pangkuan Ayah, dengan mudah kuhibur hati "Maret akan segera berakhir, dan Ayah akan datang seperti yang ia janjikan di hari sebelum kemarin, ya Ayah akan datang"

Takanashi Ai. Jepang
00:32 2 March 2017
Toki shigatsu ni tōchaku shita nodarou ka? Anata wa watashi o tsutaeru koto ga dekimasu ka?

3 comments:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html